Malam telah tiba….. segera aku
bergegas mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat malam mengharap sebuah do’a
dan ampunan. Malam yang hening hanya terdengar suara katak yang bernyanyi………
aku merasa terlalu banyak berharap tapi aku hanya ingin tahu bagaimana aku
menghadapi perasaanku ini. Karena aku kian lama kian tumbuh menjadi remaja yang
cepat atau lamabat akan terjerat dengan yang namanya cinta. Setelah wudhu aku
langsung bergegas sholat malam (tahajud)
Ya allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang bantulah hambamu ini untuk mengatasi perasaan ini, jika engkau izinkan
perasaan ini tumbuh, berikanlah hambamu ini petunjuk Mu. Kataku pelan dan tanpa
sadar aku meneteskan air mata.
Keesok harinya aku masuk sekolah
dengan suasana hati yang baru. Aku telah memasuki SMK aku bukan lagi anak SMP,
itu menjadi semangatbaruku.
“Sinta”!! teriak Adit`
“ada apa?” tanyaku heran
“nggak papa……ah nggak jadi deh..”
sambung Adit langsung pergi
“oh…… ya udah, aku pergi dulu”
sambungku langsung pergi karna grogi sama Adit
Siapa sih….. yang nggak kenal seorang
Adit yang ganteng, pinter, sopan dan yang paling penting dia murah senyum
kepada orang lain serta anaknya juga perhatian.
“Sinta kenapa kamu telat?” Tanya Desi
“e….. e……. tadi dihadang Adit di
gerbang” jawabku pelan dan bergetar
“ngapain?” Tanya Desi Penasaran
“ya githu dech……” sambungku dan
langsung pergi
Aku piker-pikir gimana bias ya……… aku
merasa aneh sewaktu didekati Adit. Apa ini adalah suatu jawaban atas doaku
semalam. Aku bingung…!!! Apa yang harus aku lakukan? Antara perasaanku dan
aturan agama.
Waktu istirahat sekolah tiba Adit
datang menghampiri sambil bertanya “nggak lapar?”
“oh Adit, nggak tuh, males aja”
jawabku pelan
“aku sebenarnya mau ngomong sama
kamu” kata Adit pelan
“ngomong apa?” jawabku dengan baik
“sebenarnya………. Aku suka kamu, kamu
enak diajak ngomong pokoknya kamu beda dech sama yang lain” kata Adit
Aku minta ma’af belum bisa berikan
jawaban sekarang, karena aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan.
“jelasku panjang lebar”
Nggak apa-apa ko, aku tunggu
jawabanmu “jawab adit”
Setiap detik setiap jam bahkan setiap
hari aku selalu teringat dengan kata-kata Adit yang tidak mudah aku lupakan.
Malam selanjutnya aku sholat tahajud lagi.
Ya….. Allah apa yang harus aku
lakukan….. berikanlah jalan yang terbaik untuk hambamu ini, amien ya robbal
alamin……… “kataku pelan sambil meneteskan air mata”
Keesok harinya aku berangkat sekolah
dengan hati agak enak dan agak tenang. Waktu aku menyebrang jalan aku
terbanyang wajah Adit dan kata-katanya sekaligus dengan senyumannya yang manis.
Nas…..!! Aku nggak sadar ada motor
didepanku. BRAKKK…!!!??? “aku tertabrak dan aku terjatuh” dan itulah kisah yang
terbaik untukku. “Au……” rasa sakit yang nggak tertahan……. “Adit….. ma’afkan
aku” kataku pelan akhirnya aku menutup mata untuk selamanya dan meninggalkan
sepucuk surat….
Dear
Adit
Adit
Aku bingung harus jawab apa
Aku
takut membuatmu kecewa
Aku
mohon ma’afkan aku
Soal
perasaanku sebenarnya sama
Perasaan
yang kamu rasakan dan aku rasakan
Terima
kasih atas segala yang kamu berikan dan senyumanmu
BERSAMBUNG……………
DiNas/SMKAZA