JANGANLAH TERLALU BANYAK IDE TAPI BANYAKLAH MENULIS
LSDP #7 UNSIQ WONOSOBO
Wonosobo, LSDP
(Liburan Sastra dan Pesantren) Matapena bertempat di
Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) tepatnya di Jalan Kalibeber Km. 3 Wonosobo Jawa Tengah. Karena
tempatnya di daerah pegunungan suhu udara yang sejuk, maka UNSIQ merupakan tempat yang tepat untuk pelaksanaan LSDP#7. Selain itu,
Wonosobo juga dikenal sebagai Eropanya Indonesia dengan buah
khas “carica” yang hanya
terdapat di pegunungan
Dieng.
Komunitas
Matapena adalah merupakan komunitas sastra yang bersifat nyantri. Dulu kegiatan LSDP hanya laksanakan di pendopo Matapena Jogjakarta. Seiring dengan usulan-usulan dan
pergantian kepengurusan, komunitas Matapena melakukan perombakan dengan melakukan liburan
dari daerah satu ke daerah lainnya se-pulau Jawa. Daerah-daerah yang sudah
dijadikan tempat berlibur sastra yaitu Yogjakarta sendiri selama lima kali dan
yang lain di Malang Jawa Timur dan baru-baru ini ada di Wonosobo Jawa Tengah.
Matapena dinaungi oleh Al-kiss yang telah menerbitkan puluhan novel.
Senin-Kamis, 26 - 29
Desember 2010 Liburan Sastra dimulai,
yang kali ini mendapatkan respon dari Perusahaan Telkomsel. Dalam kegiatan ini
Matapena mengusung tema “Membumikan Nilai-nilai Universal Al-qur’an dalam
Sastra”. Peserta yang mengikuti acara LSDP dari anak sekolah dan kelompok santri,
sedangkan dari komunitas Matapena sendiri sebagai fasilitator, dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UNSIQ sebagai panitia pelaksana.
Az Zahra
sendiri mendelegasikan tujuh anak untuk mengikuti
kegiatan tersebut yaitu Edi Riswanto (kelas
XII SMK Az Zahra), Zulianto Teguh Wibowo
(kelas XII SMK Az Zahra), M
Jefri Amiruddin (X SMK Az Zahra), Farida
Inayati (kelas X SMK Az Zahra), Nisa’un
Arum Sari (kelas VIII SMP Az Zahra),
Zhiana Rifka A (kelas VIII SMP Az Zahra), dan
Uyun Aswin (kelas VIII SMP Az Zahra), dengan bimbingan dari masing-masing
lembaga Az Zahra yaitu Bapak
Amin Syukron(dari SMK), dan Ibu Lisa (dari SMP)
melancarkan perjalanannya menuju Wonosobo
Seperti buah carica kecil dan imut itulah yang diusung oleh LSDP ketujuh yaitu
kegiatan yang sederhana dan mengesankan.
Kegiatan
pertama, Matapena sebagai narasumbern yang
memberikan pembelajaran tentang dasar-dasar sastra dan pengembangannya.
Kegiatan kedua
adalah pendalaman tentang tema, alur dan penokohan.
Ketiga, audiens
diajak refreshing ke Gunung Dieng dan candi Arjuna sambil belajar teater.
Dan terakhir
penuntasan materi di malam hari dengan menghadirkan pemateri asli Jepara
yaitu Alex Komang yang terkenal sebagai sutradara dan novelis terkenal di
Indonesia. Alex Komang baru saja sukses menyutradarai film “Surat Kecil Untuk Tuhan”
yang meledak di pasaran. Tak
lupa Teater Banyu juga ikut memeriahkan malam puncak LSDP #7 yang beberapa
waktu lalu telah melaksanakan Workshoop di UNSIQ Wonosobo.
APASIH
YANG MEREKA DAPAT..............?????
“Edi (siswa SMK Az Zahra Jepara)” sebagai peserta yang sudah merasakan dua kali kegiatan LSDP Matapena. Menurut Edi
dia lebih terkesan kepada LSDP #7 karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih
terformat dan terorganisir dengan baik. Satu pesan yang diingat oleh Edi dari
Kang Sacree MD, salah seorang fasilitator
Matapena yaitu:
“Jangan pernah
berhenti berharap dan jangan pernah berhenti berbuat karena ehidupan akan terus
berjalan. Seiring dengan
bergulirnya waktu, harapan adalah satu-satunya penyelamat anda saat ini. Jangan
sampai harapan itu makin lama makin redup. Tugas anda adalah membiarkan dan
menjaganya agar tetap menyala”.
“Farida” yang
baru kali ini mengikuti LSDP, mengaku
tambah cinta pada dunia seni khususnya
tulis menulis “Jujur saja, saya dulu paling malas kalau disuruh baca
buku novel atau cerita-cerita yang lain dan saya lebih milih baca seputar biografi, tetapi
setelah mengikuti LSDP #7 saya tambah semangat untuk membaca apapun bentuk
tulisannya dan berkarya” terangnya. Namun
yang lebih membekas dihatinya adalah serangkaian kata simpel tapi begitu dalam
makna yang tersirat dari kak Zaky Zarung yang selalu bergeming dihatinya
“Janganlah terlalu banyak Ide tapi banyaklah menulis”.
Jefri
“Wuiihhh........ bisa narsis
sama orang Korea waktu di pegunungan Dieng, jarang-jarang lho
dapat kesempatan seperti ini, meskipun
dia bukan Park Min Young idola ku selama ini” ujarnya. Tapi
bukanlah itu yang sebenarnya ia cari di LSDP #7 melainkan pengalaman dan ilmu
menulis dari ahlinya yaitu para novelis dari komunitas Matapena Yogyakarta.
Zulianto
satu kalimat yang terselip dalam relung hatinya ”Membusukkan alur” caranya:
menulislah, lalu tutup, beberapa hari kemudian di buka kembali dan dibenahi
lagi. Mengapa
demikian??. “Karena saya selama
ini ketika diperjalanan menulis cerpen
tiba-tiba alurnya jadi mangalir nggak jelas. Itu
merupakan pelajaran yang tak bisa dilupakan dari Mak Ully Maftuhah penulis
novel “Blok I”
Nisa’un Arum Sari siswi yang sekarang menjabat sebagai Wakil ketua OSIS SMP Az Zahra berkata “mandi...
nggak mandi yang penting eksis
mbak kak....” dengan suara lantang ia berkata demikian karena suhu
dingin yang terus meliputi tubuhnya dan peserta LSDP yang lain. Ia mengikuti kegiatan ini awalya tidak
diketahui oleh orang tuanya alias BONEK (BOcah NEKat), dengan
biaya sendiri ia ngotot untuk mendapatkan jurus menulis ala gunung Sindoro. “Witing
tresno jalaran sangka kulina” merupakan kata-kata yang menambah semangat ia
membaca dan berkarya
”Liburan
kali ini seperti makan lolipop sabu-sabu yang bisa membuat ketagihan bagi para pencobanya” begitulah Zhiana Rifka Andini
yang kerap disapa Andini mengibaratkan LSDP#7. Sepertinya
ia tak sabar untuk terus mengikuti episode-episode LSDP selanjutnya karena
begitu banyak yang ia dapatkan diantaranya pengalaman yang tiada duanya, sahabat baru, inspirasi
baru, dll.
Si kecil “Uyun Aswin” juga ikut
berpartisipasi dalam liburan Sastra kali ini. ”Jenggot
kak Pepy itu loh mbak,kak.. yang bikin tambah berkesan dan susah untuk melupakan moment-moment itu”katanya
disertai gelak tawa. ”Disana
aku dapat ilmu, pengalaman, teman baru dan lain-lain” terangsalah satu bintang drama teater mewakili
AzZahra setelah digembleng mentalnya.”Karya adalah sesuatu yang lahir dari jiwa
seseorang” kata penyemangat yang dilontarkan oleh
mbak Pijer Sri Laswiji dan mengena tepat dihatinya.
Sia-sia saja kalau ilmu tidak diamalkan. Oleh karena itu kami ingin
mengaplikasikan ilmu yang telah kami dapat dari LSDP #7 di Wonosobo dalam buntuk apapun itu dan kami
juga tidak akan sungkan-sungkan untuk
membagikan ilmu tersebut pada temen-temen Komunitas Sahabat Pena. ( Edy,Farida, dkk/ Alumni LSDP#7)
carica mantap....
BalasHapus